Desa Wuluh

Desa Wuluh

Rabu, 16 November 2011

Gambaran Umum


 BAB VI
GAMBARAN UMUM
                                                                                                      
6.1 Gambaran Umum Keadaan Kabupaten Jombang
Gambaran umum Jombang menjelaskan kondisi wilayah studi dalam skala kabupaten dengan pembahasan karakteristik fisik dsasar.
6.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Jombang terletak pada koridor bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis, karena berada pada perlintasan jalur selatan jaringan jalan nasional Jakarta–Surabaya dan jalan provinsi Malang-Jombang–Babat, serta dilintasi rencana jalan tol yang menghubungkan Surabaya–Mojokerto–Jombang–Nganjuk. Dalam skenario pengembangan sistem perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Jombang termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila Plus. Secara geografis, Kabupaten Jombang berada di antara 112° 20’ 01” dan 112° 30’ 01” Bujur Timur serta antara 7° 20’ 01” dan 7° 45’ 01” Lintang Selatan. Dimana sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, karena 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Jombang adalah:
Sebelah Utara    : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro
Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Sebelah Timur   : Kabupaten Mojokerto
Sebelah Barat    : Kabupaten Nganjuk
             Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 kawasan utama yaitu:
1.      Kawasan utara
Berada di sebelah utara Sungai Brantas, merupakan bagian dari pegunungan kapur yang sebagian besar mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian lagi berbukit-bukit meliputi Kecamatan Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu, dan Ngusikan.


2.      Kawasan tengah
Berada di sebelah selatan Sungai Brantas, sebagian besar merupakan tanah pertanian yang cocok untuk tanaman padi dan palawija karena memiliki sistem irigasi yang cukup bagus, meliputi Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang, dan Kesamben.
3.      Kawasan selatan
Berada di sebelah tenggara Kabupaten Jombang, merupakan tanah pegunungan yang cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno, dan Wonosalam.
6.1.2 Kondisi Ekonomi
Aspek ekonomi di Kabupaten Jombang secara umum terdiri dari empat sektor yaitu pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Kesemua sektor perekonomian tersebut menyumbang PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) sebesar 12,5 Trilyun pada tahun 2010, menurut Kabupaten Jombang dalam angka tahun 2010. apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya PDRB tumbuh sebesar 5,27 % dengan inflasi harga produsen sebesar 4,67%.  Menurut Kabupaten Jombang dalam angaka tahun 2010, trend untuk sektor pertanian semakin lama semakin menurun, sedangkan sektor yang lain semakin meningkat.
6.2 Gambaran Umum Kecamatan Kesamben
Kecamatan Kesamben mempunyai letak yang strategis karena berada pada bagian selatan aliran Sungai Brantas dan berada pada bagian Timur dekat Kabupaten Mojokerto sebagai pusat perekonomian. Berikut adalah penjabaran mengenai gambaran umum Kecamatan Kesamben.
6.2.1   Kondisi Geografis
Secara geografis, Kecamatan Kesamben terletak disebelah selatan garis katulistiwa berada antara 112o20’01” sampai 112o30’01” Bujur Timur dan 7o24’01” sampai 7o45’01” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 51,72 Km2. Ibu Kota Kecamatan Kesamben terletak pada ketinggian 20m diatas permukaan laut. Batas-batas administratif Kecamatan Kesamben adalah
Sebelah utara               : Kecamatan Kudu dan Kabupaten Mojokerto
Sebelah selatan            : Kecamatan Sumobito dan Kecamatan Peterongan
Sebelah barat               : Kecamatan Peterongan dan Kecamatan Tembelang
Sebelah timur              : Kecamatan Sumobito dan Kabupaten Mojokerto
6.2.2   Kondisi Topografi
Secara umum wilayah Kecamatan Kesamben berada di ketinggian < 500 dpl.
6.2.3 Kondisi Sosial
6.2.3.1 Kependudukan
            Tinjauan kependudukan di sini mencakup jumlah penduduk dan kepadatan penduduk untuk mengetahui tren kependudukan yang terjadi pada wilayah studi Desa Wuluh.
A. Jumlah Penduduk
Terjadi peningkatan spesifik pada jumlah penduduk pada akhir tahun 2008 hingga akhir tahun 2009. Hal tersebut dapat disebabkan oleh perpindahan dan kelahiran.
B. Data Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh tahun 1992, rata-rata kepadatan kotor penduduk sebesar 10 jiwa/Ha. Secara keseluruhan Kecamatan Kesamben dapat dikatakan belum padat. Hal ini dapat terlihat dari sedikitnya permukiman penduduk dan banyak lahan yang belum dimanfaatkan. Lahan tersebut berupa lahan tegalan atau persawahan. Berikut merupakan tabel mengenai kepadatan penduduk berdasarkan desa.
Tabel 6.1 Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Kesamben Berdasarkan Desa
No.
Desa
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Luas Wilayah (Ha)
Luas Pemukiman (Ha)
Kepadatan Kotor (Jiwa/Ha)
Kepadatan Bersih (Jiwa/Ha)
1
Kesamben
3.406
378.795
57.415
9
59
2
Pojokrejo
4.243
406.588
68.338
10
62
 Sumber: RDTRK Kota Kesamben (1994)

6.2.4 Kondisi Ekonomi
Aspek ekonomi di Kabupaten Jombang secara umum terdiri dari empat sektor yaitu pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Kesemua sektor perekonomian tersebut menyumbang PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) sebesar 12,5 Trilyun pada tahun 2010, menurut Kabupaten Jombang dalam angka tahun 2010. apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya PDRB tumbuh sebesar 5,27% dengan inflasi harga produsen sebesar 4,67%.  Menurut Kabupaten Jombang dalam angaka tahun 2010, trend untuk sektor pertanian semakin lama semakin menurun, sedangkan sektor yang lain semakin meningkat.

6.3 Gambaran Umum Desa Wuluh
Gambaran umum wilayah studi merupakan suatu gambaran mengenai kondisi fisik dasar di Desa Wuluh, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Kondisi fisik dasar Desa Wuluh  mencakup empat aspek, yaitu kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi hidrologi dan kondisi iklim.
6.3.1 Karakteristik Fisik Dasar
6.3.1.1 Kondisi Geografis
Secara geografis Desa Wuluh terletak di bagian timur ibukota Kecamatan Kesamben dengan jarak tempuh ±9 Km dan ke ibukota Kabupaten jarak tempuh ±23 Km. Desa Wuluh memiliki luas wilayah ±237,5 Ha dengan batas wilayah
            Sebelah utara               : Sungai Brantas
            Sebelah timur              : Desa Blimbing
            Sebelah selatan            : Desa Jombok
            Sebelah barat               : Desa Pojokrejo
Pembagian secara geografis Desa Wuluh terdiri dari wilayah barat Dusun Bahudan, wilayah tengah Dusun Wuluh, dan wilayah timur Dusun Babadan.
6.3.1.2 Kondisi Topografi
Kondisi topografi Desa Wuluh berada pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Bagian yang datar terdapat di jalur lintas regional dan merupakan lahan sebagian besar dari wilayah yang masuk kota. Wilayah yang agak bergelombang terdapat di sebagian kecil  di bagian wilayah kota, yaitu arah barat kota.  Kondisi topografi yang demikian sangat menguntungkan dalam pengarahan bentuk dan struktur kota, namun di beberapa bagian wilayah kota yang bergelombang tersebut tidak berarti akan menjadi kendala bagi perkembangan kota karena dapat dimanfaatkan sebagai kawasan cadangan.
6.3.1.3 Kondisi Hidrologi
Rata-rata curah hujannya mencapai 2239 mm pertahunnya Jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak di wilayah Kecamatan Kesamben pada bulan Januari s/d Desember 2009 adalah 93 hari. Sedangkan untuk tingkat Kabupaten rata-rata curah hujannya adalah 1.995 mm/tahun dengan jumlah hari sebanyak 80 hari. Informasi berdasarkan pengukuran di Pos pengukuran hujan UPT pengairan dan pos pantau di Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben. 
6.3.1.4 Kondisi Iklim
Suhu berkisar antara 23ºC-30ºC Desa Wuluh termasuk yang wilayah dengan iklim tropis. Berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang diberikan oleh Schmidt dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Pada tipe ini, musim penghujan jatuh pada bulan Oktober sampai April dan musim kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
6.3.2 Karakteristik Sosial
6.3.2.1 Kependudukan
A. Jumlah Penduduk dan Jumlah KK
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah survei primer dan sekunder yang sudah dilakukan sebelumnya. Sumber data dari survei sekunder yang digunakan berupa data Monografi Desa Wuluh dan hasil wawancara dengan perangkat desa setempat.
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Desa Wuluh

Laki-laki (jiwa)
Perempuan (jiwa)
KK (jiwa)
Jumlah Penduduk
2.287
2.209
1.684
 Sumber: RPJM Desa Wuluh (2011)
Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Dusun
No.
Dusun
Jumlah Penduduk (jiwa)
1
Bahudan
557
2
Wuluh
1.608
3
Babadan
907
Sumber: RPJM Desa Wuluh (2011)
B. Data Kepadatan Penduduk
Data kepadatan penduduk dapat diketahui dengan membagi total penduduk Desa Wuluh dengan luas wilayah Desa Wuluh maka akan diketahui kepadatan penduduk per  satuan luas wilayah yang digunakan.Tabel 6.4 Kepadatan Penduduk Desa Wuluh
No.
Dusun
Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (Ha)
Kepadatan Penduduk (jiwa/Ha)
1
Bahudan
557
177.330
0,017 ≈ 1
2
Wuluh
1.608
3
Babadan
907
Total
3.072


 Sumber: RPJM Desa Wuluh (2011)
6.3.2.2 Struktur Penduduk
A. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk laki-laki di Desa Wuluh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan diagram perbandingan persentase antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di Desa Wuluh.

Gambar 6.2 Diagram Jumlah Penduduk Desa Wuluh Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: RPJM Desa Wuluh (2011)
B. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah  penduduk Desa Wuluh berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 6.6 Jumlah Penduduk Desa Menurut Kelompok Umur
No.
Kelompok Umur (tahun)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Persentase
(%)
1
0-4
439
9,9
2
5-9
552
12,45
3
10-14
497
11,21
4
15-19
662
14,93
5
20-24
608
13,71
6
25-29
527
11,88
7
30-34
377
8,5
8
35-39
372
8,39
9
40<
400
9,02
Jumlah
4.434
100
Sumber: Monografi Desa Wuluh (2006)
Gambar 6.2 Diagram Penduduk Desa Menurut Kelompok Umur
C. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel dan diagram berikut akan memberikan gambaran mengenai jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan. Hal ini akan memberi kesimpulan sejauh mana Desa Wuluh tertinggal dari segi tingkat pendidikan.

Tabel 6.6 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 6.7 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No.
Pendidikan Terakhir
Jumlah Penduduk (jiwa)
Persentase
(%)
1
Belum sekolah
317
7,70
2
Tidak tamat sekolah dasar
622
15,11
3
Tamat SD/sederajat
2.095
50,92
4
Tamat SLTP/sederajat
567
13,78
5
Tamat SLTA/sederajat
443
10,76
6
Tamat akademi/sederajat
38
0,92
7
Tamat perguruan tinggi/sederajat
32
0,77
Jumlah
4114
100
  Sumber: Monografi Desa Wuluh (2006)
Gambar 6.3 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Dari tabel dan diagram di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar tingkat pendidikan penduduk adalah tamat SD. Hal ini membuktikan bahwa dari jumlah penduduk yang bersekolah, belum memenuhi standarisasi pemerintah pusat, wajib belajar 9 tahun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa program pemerintah belum terlaksana maksimal. Seperti yang kita ketahui, program wajib belajar 9 tahun merupakan program pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan kebodohan di setiap wilayah di Indonesia.


D. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 6.7 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No.
Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk (jiwa)
1
Petani:
a. Petani Pemilik Tanah
487
b. Petani Penggarap Tanah
0
c. Petani Penyekap
0
d. Buruh Tani
1.170
2
Nelayan
0
3
Pengusaha sedang/besar
0
4
Pengrajin/industri kecil
3
5
Buruh industri
74
6
Buruh bangunan
109
7
Buruh pertambangan
0
8
Buruh perkebunan
0
9
Pedagang
267
10
Pengangkutan
41
11
Pegawai Negeri Sipil
36
12
ABRI
13
13
Pensiunan (ABRI/PNS)
17
14
Peternak:
a. Sapi
25
b. Kambing
22
 Sumber: Monografi Desa Wuluh (2006)
Gambar 6.4 Diagram Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Desa Wuluh pada tahun 2010 mayoritas bekerja sebagai buruh petani, yaitu sebanyak 1.170 jiwa. Sedangkan, penduduk yang bermata perncaharian sebagai pedagang sebanyak 267 jiwa.
5. Komposisi Penduduk Menurut Agama
Komposisi penduduk menurut agama yang dianut pada Desa Wuluh dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 6.8 Jumlah penduduk Menurut Agama
Tabel 6.9 Jumlah penduduk Menurut Agama
No.
Agama
Jumlah Penduduk (jiwa)
Persentase Jumlah Penduduk
(%)
1
Islam
4414
99,55
2
Katolik
20
0,45
3
Protestan
-

4
Hindu
-

5
Budha
-

Jumlah
4434
100
Sumber: Monografi Desa Wuluh (2006)
Gambar 6.5 Diagram Jumlah penduduk Menurut Agama
Sebagian besar penduduk Desa Wuluh menganut agama Islam hal ini menjadi bahan pertimbangan aparat desa dalam penyediaan sarana peribadatan. Jumlah masjid yang telah berdiri sejauh ini sebanyak 3 buah dan mushola sebanyak 13. Untuk umat Kristen, peribadatan dilakukan di gereja yang terletak di Mojokerto.
6. Pertumbuhan Penduduk
Peningkatan jumlah penduduk Desa Wuluh tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 tidak signifikan. Menurut Data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Desa Wuluh pada Januari 2010 total penduduk Desa Wuluh adalah 4.434 jiwa dan pada Januari 2011 diketahui penduduk Desa Wuluh sebanyak 4.491 jiwa. Diketahui faktor kenaikan jumlah penduduk dikarenakan perpindahan masuk ke dalam desa dan kelahiran.
6.3.2.3  Sosial Budaya
A.    Sejarah Desa
Penelitian sejarah desa digunakan untuk mengetahui perkembangan desa terkait dengan masalah spasial sekaligus mengetahui potensi dan masalah. Sejarah merupakan tahap awal dan karakteristik pembentukan awal spasial permukiman tersebut.
Desa Wuluh merupakan desa paling timur dari Kota Jombang. Desa Wuluh terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Babadan, Dusun Wuluh, dan Dusun Bahudan. Desa wuluh memiliki luas 173,330 Ha, dengan luas tegalan 0,255 Ha dan luas pekarangan 51,380 Ha. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Wuluh adalah sebagai petani dan buruh tani.
Awal pemerintahan Desa Wuluh, yaitu pada tahun 1925-1935 dengan Kepala Desa Poncomad yang bertempat tinggal di Dusun Wuluh, Bapak Begung yang bertempat tinggal di Dusun Babadan, Bapak Bandem yang bertempat tinggal di Dusun Bahudan dengan batas wilayah yang tidak terlalu jauh antara dusun yang satu dengan dusun yang lain, sehingga tokoh masyarakat mempunyai gagasan dan sepakat untuk menjadikan beberapa dusun tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu Desa Wuluh.
Pada pemerintahan yang ke 2 tahun 1936-1955, Kepala Desa Wuluh dijabat oleh Bapak Truno yang bertempat tinggal di Dusun Bahudan. Pada masa pemerintahan Kepala Desa Truno sering diadakan musyawarah antar warga untuk menjalin rasa kebersamaan atau meningkatkan sifat gotong royong. Dengan ilmu pengetahuan yang terbatas, sehingga belum ada kemajuan yang signifikan dalam pembangunan maupun pendidikan Desa Wuluh.
Pada pemerintahan yang ke 3 tahun 1955-1975, Kepala Desa Wuluh dijabat oleh Bapak Yahadji yang bertempat tinggal di Dusun Wuluh. Pada masa pemerintahan Kepala Desa Yahadji, berhasil meratakan kesejahteraan masyarakat melalui bidang pertanian sehingga kemakmuran masyarakat menjadi meningkat.
Pada pemerintahan yang ke 4 tahun 1975-1990, Kepala Desa Wuluh dijabat oleh Bapak Nawan. Pada masa pemerintahan Kepala Desa Nawan pembangunan sangat tinggi dengan pola pengerjaan gotong royong atara masyarakat. Hal tersebut terbukti dengan adanya perehapan (perbaikan) pembangunan Gedung SDN Wuluh 1. Karena SDN Wuluh 1 sudah tidak dapat menampung murid, sehingga dibangun SDN Wuluh 2 melalui INPRES.
Pada pemerintahan ke 5 tahun 1990-1998, Kepala Desa Wuluh dijabat oleh Bapak Arief Sudjali yang bertempat tinggal di Dusun Wuluh. Pada masa pemerintahan Kepal Desa Arief Sudjali, berhasil membawa tongkat estafet pembangunan sebelumnya dengan ditandai begitu pesatnya pembangunan di berbagai infrastruktur.
Pada pemerintahan ke 6 tahun 1998-2007, Kepala Desa Wuluh dijabat oleh Bapak Supono yang bertempat tinggal di Dusun Wuluh. Pada masa pemerintahan  Kepala Desa Supono, kondisi dibidang ekonomi, politik, social, budaya, maupun pertahanan keamanan desa menjadi lebih baik.
Pada pemerintahan ke 7 tahun 2007 sampai sekarang, Kepala Desa Wuluh dijabat oleh Bapak H. Roni, BA ysng bertempat tinggal di Dusun Wuluh. Pada pemerintahan Kepala Desa H. Roni, BA, kondisi berbagai sektor berkembang maju dengan ikut serta aktif dalam setiap program pemerintah, salah satunya adalah aktif dalam program PNPM-MP 2008 sampai sekarang.
Berdasarkan hasil PRA baik secara informal dan formal, didapatkan info dan data bahwa Desa Wuluh merupakan desa paling timur dari Kota Jombang terdapat 3 dusun di Desa Wuluh, yaitu Dusun Wuluh, Dusun Babadan, dan Dusun Bahudan. Dusun Wuluh merupakan pusat desa dari Desa Wuluh. Pada awalnya permukiman yang ada di Desa Wuluh mengikuti jalur sungai. Seiring berjalannya waktu dan dengan adanya pembangunan jalan, pola permukiman tersebut pindah mengikuti jalan.
Kondisi jalan di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 1972-1981 seluruhnya masih berupa tanah, kecuali jalan utama yang dilalui kendaraan bermotor dari kota Jombang menuju Kota Mojokerto berupa aspal. Pada tahun 2002-2011 jalan di Desa Wuluh mulai di paving. Transportasi berupa kendaraan bermotor dan mobil masuk di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 1982-1991, pada tahun sebelumnya transportasi di Desa Wuluh hanya berjalan kaki dan menggunakan sepeda pancal.
Pada selang waktu antara tahun 1972-1981 masyarakat Desa Wuluh telah memiliki dan menggunakan sumur bor atau sumur galian untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari masyarakat Desa Wuluh, namun hingga saat ini Desa Wuluh masih belum terjangkau oleh layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Listrik di Desa Wuluh mulai masuk pada selang waktu antara tahun 1982-1991. Pada selang waktu tersebut hanya 50% saja yang dialiri listrik, sedangkan 50% sisanya menggunakan diesel untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka.
Sebelum listrik masuk ke Desa Wuluh, masyarakat Desa Wuluh menggunakan diesel dan petromax untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Permukiman permanen mulai muncul pada selang waktu antara 1982-1991 dengan persentase 70%. Pada selang waktu antara tahun 1972-1981 Desa Wuluh sudah memiliki TK, SD, mushola, dan masjid. Sedangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai terdapad di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 2002-2011. Jenis mata pencaharian Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 1972-1981 sudah beragam yaitu sebagai petani, buruh tani, PNS, dan pedagang. Pengusaha, misalnya pengusaha meubel mulai masuk di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 1992-2001.
Lembaga desa yang terdapat di Desa Wuluh sudah ada pada selang waktu antara tahun 1972-1981. Lembaga desa tersebut adalah LKMD, Karang Taruna, PKK, HIPA, dan LMD. Lembaga desa yang berupa KOPWAN, BPD, dan LPMD mulai ada di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 1992-2001. Sedangkan lembaga desa GSI dan POKMAS Jaka Tanggul mulai ada di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 2002-2011. 
Produksi pertanian di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 1972-1981 berupa hasil produksi padi, jagung, kedelai, cabai, dan jagung. Jati mulai ditanam di Desa Wuluh pada selang waktu antara tahun 1992-2001.
Tabel 6.9  Sejarah Pembangunan Sarana Prasarana Desa Wuluh
No.
Sejarah
Masuk Tahun
1.
Jalan paving
2002-2011
2.
Transportasi kendaraan bermotor dan mobil
1982-1991
3.
Sumber air bersih
1972-1981
4.
Listrik
1982-1991
5.
Permukiman permanen
1982-1991
6.
TK, SD, Masjid dan Mushola
1972-1981
7.
PAUD
2002-2011
8.
Mata pencaharian beragam
1972-1981
9.
Pengusaha, contoh meubel
1992-2001
10.
LKMD, Karang Taruna, PKK, HIPA, dan LMD
1972-1981
11.
KOPWAN, BPD, LPMD
1992-2001
12.
GSI, POKMAS Jaka Tanggul
2002-2011
13.
padi, jagung, kedelai, cabai, dan jagung
1972-1981
14.
Jati
1992-2001
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)
B.     Kondisi Perilaku Masyarakat Desa
Perilaku masyarakat Desa Wuluh pada umumnya merupakan masyarakat yang ramah terhadap pendatang dan saling menghormati antar warga. Akan tetapi terdapat permasalahan yang cukup mempengaruhi kondisi perilaku para pemuda di Desa Wuluh, dimana masih banyak para pemuda pengangguran. Para pemuda pangaggruran tersebut banyak melakukan hal-hal yang negatif, misalnya mengonsumsi minuman keras sehingga warga merasa resah.
Tingkat kerukunan dan kepedulian masyarakat terhadap sesama terjalin dengan baik ditandai dengan banyaknya organisasi yang ada, baik organisasi keagamaan maupun organisasi kemasyarakatan yang lain.
C.    Kegiatan Budaya
Desa Wuluh memiliki berbagai kegiatan rutin, yaitu pengajian dan karawitan. Kegiatan rutin pengajian terdiri dari pengajian bapak-bapak yang diadakan setiap malam jumat yang bertempat di rumah warga secara bergantian, pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap malam rabu yang bertempat di masjid , dan pengajian remaja putri yang diadakan setiap malam selasa yang bertemapat di masjid. Kegiatan pengajian ini merupakan kegiatan rutin yang berdampak positif bagi masyarakat Desa Wuluh. Kegiatan pengajian juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat mempertemukan warga sehingga hubungan antar warga dapat menjadi lebih akrab.
Di Desa Wuluh juga terdapat kegiatan karawitan. Kegiatan karawitan merupakan kegiatan kesenian lagu-lagu adat jawa yang diiringi dengan gamelan, lagu-lagu tersebut berisi tentang peringatan hidup manusia di dunia yang berhubungan dengan islam. Latihan karawitan dilakukan setiap malam jumat dan malam senin, dan tampil apabila ada undangan acara, misalnya acara pernikahan atau khitanan.
Setiap tahun, Desa Wuluh mengadakan acara bersih desa yang diadakan di balai desa dengan hiburan wayang kulit. Acara bersih desa ini bertujuan untuk menghindarkan bencana dan mendatangkan rezeki di Desa Wuluh.
6.3.3 Karakteristik Fisik Binaan
6.3.3.1 Data Penggunaan Lahan Desa
Penggunaan lahan di Desa Wuluh terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu permukiman, pertanian dan perkebunan, makam, tegalan, sarana olahraga, dan sungai.
A.    Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan
Luas wilayah Desa Wuluh menurut penggunaanya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 6.10 Luas Wilayah Desa Wuluh Menurut Penggunaan Lahan
No.
Jenis Penggunaan
Luas (Ha)
Persentase (%)

Lahan Terbangun


1.
Permukiman
51,5
22,9

Lahan Tak Terbangun


2.
Sawah
173
77
3.
Tegalan
0,25
0,1
Sumber: Kecamatan Kesamben Dalam Angka (2010)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan lahan paling besar adalah untuk sawah, yaitu 173 Ha. Penggunaan lahan secara jelas dapat dilihat pada gambar.

Sumber: Kecamatan Kesamben Dalam Angka (2010) 
 B. Penggunaan Tanah Desa
Penggunaan tanah di Desa Wuluh umumnya digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Selain digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan, juga digunakan sebagai permukiman, pemakaman, dan sarana olahraga.

A.    Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan di Desa Wuluh baik lahan untuk permukiman maupun perkebunan dan pertanian adalah milik perorangan.
6.3.3.2 Terbangun
A.    Karakteristik Sarana
Sarana permukiman yang ada di Desa Wuluh meliputi sarana pendidikan, kesehatan, pemerintahan, peribadatan, olahraga, makam, perdagangan dan jasa, dan industri.
Tabel 6.11  Persebaran Sarana di Desa Wuluh
No.
Sarana
Keterangan
Total
1.
Sarana pendidikan:

4

·         Taman Kanak-Kanak
2


·         Sekolah Dasar Negeri
2

2.
Sarana kesehatan:

8

·         Polindes
1


·         Praktek Bidan
3


·         Posyandu
4

3.
Sarana Peribadatan:

16

·         Mushola
13


·         Masjid
3

4.
Sarana Perdagangan dan Jasa:

60

·         Toko
15


·         Warung
23


·         Penjahit
10


·         Bengkel
7


·         Warnet
1


·         Counter Pulsa
2


·         Foto Copy
2


·         Salon
1


·         Penggilingan
1

5.
Sarana Industri:

3

·         Home industry


6.
Sarana RTH dan Olahraga:

5

·         Lapangan
2


·         Makam
3

7.
Sarana Pemerintah dan Pelayanan Umum:

1

·         Balai Desa
1

8.
Sarana Sanitasi

5

·         MCK Umum
5

 Sumber: Hasil Survei Primer (2011)
a.       Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Wuluh ada 2 jenis, yaitu taman kanak-kanak, dan sekolah dasar. Lebih jelasnya dalam tabel di bawah ini:
Tabel 6.12 Jumlah Sarana Pendidikan Desa Wuluh
No.
Sarana Pendidikan
Jumlah Ruang Kelas
Radius Pelayanan
Jumlah
1.
Taman Kanak-Kanak


2

·         TK Tunas Karya
5 ruangan
Desa Wuluh dan Belimbing


·         TK Tunas Harapan
2 ruangan
Desa Wuluh dan Mojokerto

2.
Sekolah Dasar Negeri


2

·         SDN. Wuluh 1
7 ruangan
Mojorejo dan Belimbing


·         SDN. Wuluh 2
6 ruangan
Desa Wuluh

Sumber: Hasil survei Primer (2011)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana pendidikan yang ada di Desa Wuluh adalah taman kanak-kanak dan sekolah dasar saja, sedangkan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas tidak ada. Hal ini menyebabkan, apabila masyarakat Desa Wuluh akan  melanjutkan sekolah tingkat SMP, masyarakat tersebut harus pergi ke desa tetangga. Apabila masyarakat akan melanjutkan sekolah tingkat SMA, masyarakat harus menempuh jarak yang cukup jauh karena terletak di Kota Jombang dan Mojokerto.
TK Tunas Karya merupakan Sekolah TK percontohan tingkat kecamatan dan merupakan sekolah mandiri yang operasionalnya swadaya, sedangkan TK Tunas Harapan merupakan sekolah yayasan yang ditujukan untuk anak yang berkebutuhan khusus dan normal. SDN Wuluh 1 merupan SD termaju di Desa Wuluh. 
b.      Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Wuluh berupa polindes, tempat praktek bidan, dan posyandu. Untuk lebih jelasnya, saran kesehatan yang ada di Desa Wuluh dapat dilihat pada table di bawah ini.
 
Tabel 6.13 Jumlah Sarana Kesehatan Desa Wuluh
No.
Sarana Kesehatan
Radius Pelayanan
Jumlah
1.
Polindes
Desa Wuluh
1
2.
Praktek Bidan
Desa Wuluh
3
3.
Posyandu
Melayani setiap dusun
4
 Sumber: Hasil Survei Primer (2011)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jenis sarana kesehatan yang paling banyak terdapat di Desa Wuluh adalah posyandu dengan jumlah 4 unit. Setiap minggu dilakukan posyandu secara bergilir.
a.       Sarana peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di Desa Wuluh berupa mushola dan masjid
Tabel 6.14 Jumlah Sarana Peribadatan Desa Wuluh
No.
Sarana Peribadatan
Jumlah
1.
Mushola
13
2.
Masjid
3
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)

Setiap dusun yang ada di desa Wuluh masing-masing memiliki 1 masjid. Masing-masing dusun yang ada di Desa Wuluh juga memiliki mushola, yaitu di Dusun Babadan terdapat 3 mushola, Dusun Wuluh memiliki 5 mushola, dan Dusun Bahudan memiliki 5 mushola. 
b.      Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana perdagangan dan jasa yang ada di Desa Wuluh berupa toko, warung, penjahit, bengkel dan berbagai sarana jasa lainnya. Berikut merupakan table sarana perdagangan dan jasa yang ada di Desa wuluh.
Tabel 6.15 Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa
No.
Sarana Perdagangan dan Jasa
Jumlah
1.
Toko
15
2.
Warung
23
3.
Penjahit
10
4.
Bengkel
7
5.
Warnet
1
6.
Counter Pulsa
2
7.
Foto Copy
2
8.
Salon
1
9.
Penggilingan
1
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)

a.       Sarana Perindustrian
Sarana perindustrian yang ada di Desa Wuluh adalah home industry. Home industry yang ada di Desa Wuluh adalah meubel dan kerajinan pembuatan tas (hand made) yang terdapat di Dusun Babadan dan Dusun Wuluh.
b.      Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Olahraga
Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Olahraga yang ada di Desa Wuluh berupa lapangan dan makam. Jumlah sarana pemakaman yang ada di Desa Wuluh berjumlah 3, setiap dusun memiliki sarana pemakaman. Berikut merupakan table Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Olahraga.
Tabel 6.16 Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Olahraga
No.
Sarana RTH dan Olahraga
Jumlah
1.
Lapangan:
-          Lapangan bola
-          Lapangan indoor
2
2.
Makam
3
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)
c.       Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang terdapat di Desa Wuluh berupa Balai Desa. Balai Desa tersebut terletak di Dusun Wuluh.
h. Sarana Sanitasi
sarana sanitasi yang ad di Desa Wuluh berupa MCK Umum. MCK Umum terdapat di 5 lokasi, dimana setiap lokasi terdapat 3 MCK Umum.

B. Karakteristik Prasarana
Karakteristik prasarana yang ada di Desa Wuluh umumnya dapat dibagi menjadi karakteristik prasarana jalan, air bersih, drainase, listrik, persampahan, komunikasi, irigasi, dan sanitasi.
1.      Karakteristik Jaringan Jalan
Karakteristik jaringan jalan di Desa Wuluh terdiri dari, jenis jalan berdasarkan perkerasannya, serta kondisi jalan yang ada. Sesuai dengan data hasil survei primer di Desa Wuluh, jenis jalan berdasarkan perkerasannya adalah jalan aspal sepanjang 2,5km yang merupakan jalan utama desa serta jalan paving yang merupakan akses jalan dalam desa
Ø  Dusun Babadan
Jenis perkerasan jalan di Dusun Babadan adalah jalan aspal untuk jalan utama dan jalan paving untuk akses jalan dalam desa. Jalan dengan perkerasan jalan
Ø  Dusun Wuluh
Jenis perkerasan jalan di Dusun Wuluh adalah jalan aspal untuk jalan utama desa dan terdapat pula jalan tembusan atau alternatif menuju 2 dusun yang lain yang perkerasan jalannya adalah jalan paving.
Ø  Dusun Bahudan
Jenis perkerasan jalan di Dusun Bahudan adalah jalan aspal dan jalan paving. Dusun Lebaksari adalah dusun di Desa Wuluh yang lokasinya paling jauh. Karena lokasinya yang jauh menyebabkan dusun ini lebih tertinggal daripada dusun yang lain. Hal tersebut semakin diperparah dengan kondisi jalan aspal yang sudah rusak sehingga semakin sulit untuk diakses.
Jalan di Desa Kepatihan memiliki potensi yang baik, yaitu sebagai akses dalam perdagangan hasil produksi atau perekonomian penduduk. Kondisi jalan yang baik akan mempersingkat waktu perjalanan dan membuat kegiatan warga lebih efektif. Permasalahan jaringan jalan di Desa Wuluh adalah lebar jalan utama yang tidak lebih dari 3,5 meter dan hanya cukup dilalui satu kendaraan namun oleh warga biasanya menggunakan jalur tersebut sebagai jalur 2 arah, sehingga sering terjadi kecelakaan. Keadaan tersebut memberikan ketidaknyamanan terhadap pengguna.
 
Gambar 6. Hierarki Jalan Aspal

Permasalahan jaringan jalan di Desa Wuluh adalah lebar jalan utama yang tidak lebih dari 3,5 meter dan hanya cukup dilalui satu kendaraan namun oleh warga biasanya menggunakan jalur tersebut sebagai jalur 2 arah, sehingga sering terjadi kecelakaan. Hal tersebut juga dipicu oleh keberadaan jalan yang merupan jalan alternatif dari arah Jombang menuju Mojokerto dan sebaliknya, sehingga seringkali pengguna jalan menggunakan kecepatan tinggi. Keadaan tersebut memberikan ketidaknyamanan terhadap pengguna, warga desa khususnya yang sebagian besar masih menggunakan sepeda untuk beraktivitas.Jalan paving merupakan jalan desa yang sangat memberikan kenyamanan bagi warga desa unutk menuju dari satu dusun ke dusun yang lain.
    
Gambar 6. Hierarki Jalan Paving
 
1.      Karakteristik Jaringan Air
Sumber air bersih di Desa Wuluh berasal dari sumur bor. Setiap penduduk menggunakan air bersih dari sumur bor tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, baik masak, minum, mandi ataupun mencuci. Kondisi air di Desa Wuluh secara fisik kurang baik, karena berwarna, tidak berasa dan berbau. Hal ini disebabkan karena musim kemarau yang berkepanjangan. Sehingga masyarakat sangat sulit mendapatkan air yang kondisinya baik. Total jumlah sumur bor yang ada di Desa Wuluh adalah 937 unit.
2.      Karakteristik Jaringan Drainase
Kondisi saluran drainase di Desa Wuluh kurang baik, karena semua drainase yang terdapat di Desa Wuluh dipenuhi sampah. Apabila hujan, air limpasan hujan akan menggenang di jalan.  Sehingga sebagian besar buangan air  dialirkan ke sungai atau dialirkan ke ladang untuk mengurangi luapan air di saluran drainasi.
3.      Karakteristik Jaringan Listrik
Kebutuhan akan listrik di Desa Wuluh terpenuhi oleh jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Semua rumah di Desa Wuluh telah terlayani oleh jaringan listrik. Namun yang memiliki meteran listrik  kurang lebih 95% sedangkan 5% mendapat listrik dengan menggunakan meteran komunal (satu meteran listrik digunakan oleh beberapa rumah).
4.      Karakteristik Sanitasi dan Sampah
Masyarakat Desa Wuluh telah memiliki MCK dan septic tank untuk pembuangannya. Untuk masalah persampahan, pengelolaan sampah dilakukan secara individual. Di Desa Wuluh tidak terdapat TPS dan tidak ada penanganan sampah oleh petugas kebersihan. Sampah dikumpulkan oleh penduduk di halaman rumah masing-masing untuk kemudian dibakar. Hal ini menjadi suatu masalah karena sisa-sisa pembakaran ini dapat mengurangi unsur hara di dalam tanah sehingga menurunkan tingkat kesuburan tanah.
5.      Karakteristik Jaringan Irigasi
Sistem pengairan atau irigasi di Desa Wuluh adalah dengan menggunakan sumur bor. Untuk penggunaan sumur bor, masyarakat mengambil air dari sumur yang sudah digali dengan menggunakan  ember untuk pengairan tanaman perkebunan.
C.    Karakteristik Perumahan
Desa Wuluh terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Babadan, Wuluh, dan Bahudan. Pola permukiman di Desa Wuluh adalah ada yang linear mengikuti jalan utama ada juga yang berpola permukiman mengelompok (tersusun dari dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang lebih kompak dengan jarak tertentu.
Jenis rumah di Desa Wuluh sebagian besar adalah rumah permanen. Namun masih ada juga rumah non permanen di Desa Wuluh. Bangunan  rumah permanen yang ada di Desa Wuluh sejumlah 99%,sedangkan bangunan non permanen sejumlah 1%.
6.3.3.3 Tak Terbangun
A.  Perkebunan
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendominasi guna lahan yang ada di Desa Wuluh. Beberapa produk hasil perkebunan yang ada di Desa Wuluh adalah tanaman tebu, jagung, dan cabai. Hasil perkebunan yang paling besar di Desa Wuluh adalah tanaman tebu. Kondisi iklim yang tidak menentu membuat tanaman perkebunan di Desa Wuluh hanya bisa ditanami tanaman tebu, jagung, dan cabai saja.
1.    Perkebunan Tadah Hujan
Perkebunan tadah hujan merupakan perkebunan yang menggunakan air hujan sebagai satu-satunya sumber pengairan. Perkebunan di Desa Wuluh hanya 0,25 Ha saja dari 173,3 Ha luas lahan perkebunan yang menggunakan perkebunan tadah hujan dan sisanya dengan sistem pompanisasi.  
Untuk memanen hasil perkebunan dilakukan setiap tahunnya sesuai dengan musim panen tanaman masing-masing. Sistem bercocok tanam untuk perkebunan dilakukan dengan sistem polikultur, sistem polikultur adalah sistem penanaman yang dilakukan dengan cara penanaman yang beragam di setiap lahannya, sehingga satu lahan tidak memiliki hanya saatu jenis tanaman saja, melainkan memiliki banyak jenis tanaman yang beragam.
6.3.4 Karakteristik Sosial Ekonomi
Karakteristik sosial ekonomi Desa Wuluh Kecamatan Kesamben meliputi kajian mata pencaharaian dan kajian usaha tani
A.      Kajian Mata Pencaharian
Sebagian besar penduduk Desa Wuluh bermata pencaharian sebagai petani, dimana petani di Desa Wuluh mengelolah lahannya dengan sistem tadah hujan. Lahan di Desa Wuluh yang paling luas digunakan sebagai lahan pertanian. Di Desa Wuluh terdapat 5 macam mata pencaharian antara lain perkebunan, perternakan, industri kecil, perdagangan, serta jasa.
1.      Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Wuluh dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6.18 Struktur Mata Pencaharian menurut Sektor

Keterangan
Jumlah
1
Sektor Perkebunan
872

a.       Petani kebun
390 Orang

b.       Buruh kebun
475 Orang

c.        Pemilik usaha perkebunan
7 Orang
2
Sektor Peternakan
 7

a.       Buruh usaha peternak
-

b.       Pemilik usaha peternak
7 Orang         
3
Sektor Industri Kecil
24

a.       Bengkel
7 Orang

b.       Penjahit
10 Orang

c.        Salon
1 Orang

d.       Warnet
1 Orang

e.        Counter pulsa
2 Orang

f.        Foto copy
2 Orang

g.        Penggiliangan
1 Orang
4
Sektor Perdagangan
74

a.       Pemilik toko
39 Orang

b.       Pemilik warung
35 Orang
5
Sektor Jasa
61

a.       Pegawai negeri sipil
38 Orang

b.       ABRI
10 Orang

c.        Pensiunan
13 Orang
              Sumber : Kecamatan Kesamben dalam angka (2010) & hasil survei (2011)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Wuluh bermata pencaharian pada sektor perkebunan. Sebanyak 475 orang warga desa menjadi buruh kebun. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tata guna lahan di Desa Wuluh digunakan sebagai lahan perkebunan, khususnya kebun tebu.
2.                  Diagram Aktivitas
Diagram aktivitas merupakan salah satu alat dalam PRA yang berguna untuk mengkaji mengenai kegiatan harian yang dilakukan oleh keluarga perwakilan mata pencaharian yang ada di Desa Wuluh. Selain itu diagram aktivitas ini juga digunakan untuk visualisasi kegiatan harian, sehingga memudahkan dalam meneliti dinamika harian setiap keluarga masyarakat di Desa Wuluh. Setiap diagram aktivitas mewakili satu profesi pada masyarakat yang mempunyai ciri khas dan aktivitas yang berbeda dengan keluarga lainnya dengan profesi yang berbeda.
6.3.4.2 Kajian Usaha Tani
Usaha tani merupakan upaya petani untuk menggunakan atau memanfaatkan seluruh sumber daya (tanah, pupuk, air, obat-obatan, uang, tenaga dan lain-lain) dalam suatu usaha pertanian secara efisien sehingga dapat diperoleh hasil berupa produksi maupun keuntungan finansial secara optimal. Di Desa Wuluh, bentuk usaha tani terdiri dari usaha tani perkebunan dan peternakan. Dalam bidang perkebunan, kajian usaha tani meliputi:
a.       Pola usaha tani di Desa Wuluh yaitu terdiri dari perkebunan dengan pengairan sistem pompanisasi serta dengan pengairan tadah hujan. Sistem pengairannya dilakukan dengan sistem gravitasi karena sumber air untuk pengairan diambil dari air yang ada di dataran yang lebih tinggi. Pengairan sistem pompanisasi berasal dari mata air dan sungai. Disebut sebagai pengairan non teknis karena air dari sumber air yang dialirkan ke lahan pertanian tidak diukur atau diatur sehingga kelebihan air akan langsung mengalir kebawah karena tidak ada saluran pembuangan.
b.      Tipe usaha tani Desa Wuluh menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan. Tipe usaha tani di Desa Wuluh adalah usaha tani perkebunan.
c.       Cara penyusunan tanaman di perkebunan Desa Wuluh adalah dengan pola tanam polikultur. Pola polikultur merupakan pola memanfaatkan suatu ruang tumbuh baik itu vertikal maupun horizontal dalam bentuk penanaman tanamannya lebih dari satu jenis penanaman campuran dari dua atau lebih jenis tanaman dalam satu luasan lahan. Biasanya perkebunan tebu milik masyarakat Desa Wuluh menggunakan pola tanam polikultur dengan tanaman cabai. Ada beberapa kebun juga yang menanam tiga jenis tanaman dalam satu luasan lahan perkebunan, yaitu tanaman tebu, cabai dan jagung .
Bentuk usaha tani di Desa Wuluh adalah faktor produksi perseorangan. Artinya, faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnya juga akan ditentukan oleh seseorang tersebut. Kelompok tani di setiap dusun yang ada di Desa Wuluh hanya membantu dalam pemenuhan kebutuhan perkebunan misalnya membantu petani untuk memperoleh pupuk bersubsidi, serta ikut membantu memasarkan hasil perkebunan.
1.      Hasil Produksi Persektor
Perkebunan di Desa Wuluh merupakan komoditas pertanian utama yang menyangga perekonomian desa. Kondisi iklim yang sesuai ditambah dengan curah hujan yang cukup membuat tanaman pertanian tumbuh cukup subur. Sistem pengairan yang digunakan untuk mengairi perkebunan di Desa Wuluh terdiri dari irigasi sistem pompanisasi dan kebun tadah hujan. Komoditas utama perkebunan adalah tanaman tebu untuk jangka panjang, cabai dan jagung untuk jangka menengah.
Hasil produksi tebu maksimum yang diperoleh adalah 0,96 ton per hektar, hasil produksi cabai kurang lebih 5 kwintal dan hasil produksi jagung kurang lebih sekitar 25,67 Kw per hektar. Berikut ini hasil produksi tiga komoditas perkebunan yang utama di Desa Wuluh.
Tabel 6.19 Hasil Produksi Tebu, Cabai dan jagung Desa Wuluh
Variabel Pembanding
Tebu
Cabai
Jagung
Jangka Waktu
Jangka Panjang
Jangka menengah
Jangka menengah
Frekuensi panen
Satu kali/tahun
Setiap 3 bulan sekali
Setiap 3 bulan sekali
Hasil produksi
+/- 0,96 ton/hektar
+/-  5 Kw/hektar
+/-  25,67 kw/hektar
Harga Jual
Rp. 20.000.000
Tergantung harga pasar
Tergantung harga pasar
Sumber: Hasil PRA 2011
Hasil produksi perkebunan tebu pada Desa Wuluh (cukup dipengaruhi oleh curah Tingginya curah hujan pada waktu-waktu belakangan ini menyebabkan produksi tebu menurun karena tanaman kurang mendapatkan sinar matahari). Hasil produksi tebu yang cukup memakan waktu lama membuat petani kebun menggunakan pola tumpangsari. Tanaman yang bisa di tanam bersamaan dengan tebu adalah cabai dan jagung. Tebu merupakan komoditi utama yang menjadi unggulan di Desa Wuluh, sedangakan cabai dan jagung merupakan komoditi unggulan kedua setelah tebu.
Cabai dan jagung juga mempunyai nilai jual yang tinggi, tapi tanaman cabai dan jagung memiliki beberapa kelemahan sehingga tidak dijadikan komoditi utama seperti tebu. Kelemahan tersebut antara lain adalah, mudah terserang hama dan penyakit dan harga cabai dan jagung yang mengikuti harga pasar sehingga tidak dapat diprediksikan keuntungan tetap dari hasil produksi cabai dan jagung. 

Manajemen pertanian di Desa Wuluh belum terorganisir dengan baik. Proses pertanian masih dilakukan secara perseorangan, kelompok tani yang membantu dalam pemenuhan kebutuhan pertanian misalnya membantu petani untuk memperoleh pupuk bersubsidi. Tingkat produksi pertanian juga tergantung pada pupuk. Harga pupuk dan jumlah persediaan pupuk yang tidak stabil menyebabkan petani sulit dalam melakukan perawatan terhadap tanamannya.

Peternakan juga menjadi salah satu komoditas. Adapun hewan ternak yang dibudidayakan disajikan dalam tabel :
Tabel 6.20 Jenis Hewan yang dibudidayakan
No
Jenis Hewan
Jumlah (dalam ekor)
1
Ayam kampung
1341
3
Kambing
1236
Sumber: PRA desa Wuluh Tahun (2011)
Terlihat dalam tabel bahwa jumlah hewan ternak yang dibudidayakan jumlahnya hanya sedikit. Hal tersebut dikarenakan sektor peternakan di Desa Wuluh tidak terlalu diandalkan. Hewan ternak yang dimiliki oleh warga Desa Wuluh hanya sekedar sebagai sampingan atau untuk menambah penghasilan saja. Namun ada juga yang memelihara hewan ternak untuk menunjang aktivitas pertanian mereka dengan cara menggunakan kotoran hewan ternak sebagai pupuk organik. Hewan ternak tersebut dijual ke konsumen langsung atau dijual ke pasar dengan harga antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 700.000 per ekor untuk hewan ternak kambing.
1.        Pendapatan dan Pengeluaran Persektor
Pada subbab jumlah pendapatan dan pengeluaran persektor akan dibahas mengenai pengeluaran dan pemasukan dari masing-masing sektor yang memberikan kontribusi dalam menyangga perekonomian Desa Wuluh
a.      Perkebunan  
Komoditas utama perkebunan di Desa Wuluh adalah tanaman Tebu, cabai dan jagung. Jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk per hektar perkebunan berkisar Rp. 8.000.000 per hektar.
b.      Peternakan
Sektor peternakan di Desa Wuluh bukanlah sektor utama yang diandalkan dalam menyangga perekonomian Desa Wuluh. Peternakan merupakan sektor pendukung perkebunan di Desa Wuluh. Hal tersebut dikarenaan ada beberapa peternak yang sengaja memelihara hewan ternak untuk diambil kotorannya yang selanjutnya untuk dijadikan kompos.
Pada sektor peternakan hewan kambing biaya operasional yang dikeluarkan adalah rata-rata Rp 100.000/bulan. Jika dijual, 1 ekor kambing memiliki harga antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 700.000.
c.       Perdagangan
Sebagian kecil warga Desa  Wuluh  bekerja sebagai pedagang warung yang menjual barang kebutuhan sehari-hari untuk warga Desa Wuluh. Selain itu, warung juga digunakan sebagai tempat untuk  berkumpul dan bercengkrama sambil minum tebu antar warga Desa Wuluh. Semakin banyak pengunjung yang ke warung tersebut maka semakin banyak pula pendapatan yang didapat oleh pedagang warung.
d.      PNS (Pegawai Negeri Sipil)
Berdasarkan data monografi Desa Wuluh tahun 2010, sebagian besar penduduk Desa Wuluh bermata pencaharian sebagai petani. Namun ada juga beberapa yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). PNS yang bekerja di Desa Wuluh sebagian besar adalah tenaga pengajar atau guru. Pendapatan berkisar Rp. 2.500.000, dengan pengeluaran perhari skurang lebih Rp. 35.000 .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar